Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kudus Siaga Tiga Bencana Banjir

MOKI, Pemerintah Kabupaten Kudus menetapkan siaga tiga terhadap bencana banjir, menyusul debit air Sungai Wulan mulai meningkat sejak beberapa hari terakhir.
 
"Berdasarkan hasil pantauan pada Kamis (7/1) pagi sekitar pukul 07:00 WIB, debit air di Sungai Wulan mencapai 570 meter kubik per detik. Sedangkan debit sebelumnya hanya 375 meter kubik per detik," kata Kepala Dinas Bina Marga Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Kudus, Arum Diyah Lienawati, Kamis.

Dengan adanya penetapan siaga tiga bencana banjir, katanya, pemantauan debit air sungai dilakukan setiap tiga jam sekali dibanding sebelumnya.

Alasan penetapan siaga tiga bencana banjir, katanya, selain debit air meningkat, di sejumlah titik tanggul kanan Sungai Wulan terdapat retakan yang harus segera ditangani.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, retakan tanggul Sungai Wulan terdapat di pintu kencing Sungai Mati mencapai 20 meter, sedangkan di bagian hilir berkisar antara 75 meter hingga 100 meter.

Meskipun lokasi retakan tanggul berada di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Demak, dampak banjir jika tanggul jebol bisa sampai ke wilayah Kabupaten Kudus, terutama di wilayah Terminal Induk Jati, Jetak, dan Desa Jetis Kapuan, Kecamatan Jati.

"Sebagai antisipasi, kami sudah berkoordinasi dengan Balai Besar agar keretakan tanggul tersebut segera ditangani karena menjadi kewenangannya," ujarnya.

Apalagi, kata dia, tanggul tersebut masih dalam masa pemeliharaan oleh pihak pengembang. "Mudah-mudahan pihak pengembang tersebut segera memperbaiki keretakan tanggul Sungai Wulan ini. Perbaikan bisa dilakukan dengan memasang penguat dari bambu atau metode lain agar tanggul tidak mudah jebol," ujarnya.

Berdasarkan pengamatan di Bendung Wilalung yang terletak di perbatasan Kudus - Demak, atau di Desa Kailrejo, Kecamatan Undaan, debit air melonjak. Bahkan, air sungai melimpas melalui dua dari sembilan pintu yang ada di Bendung Wilalung.
Hasil pantauan pada Selasa (5/1) lalu, air di Bendung Wilalung belum sampai melimpas melalui dua pintu tersebut, bahkan jarak antara ketinggian air dengan ketinggian pintu berkisar antara 20 centimeter hingga 30 centimeter.

Menurut keterangan salah seorang penjaga Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL), Ngaliman, ketinggian limpasan air yang terjadi di pintu nomor tiga mencapai 30 centimeter, sedangkan pintu nomor empat sekitar 15 centimeter.

"Air limpasan dari Sungai Wulan tersebut mengalir ke arah Sungai Juwana," ujarnya.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan sejumlah petugas pemantau di sejumlah daerah, katanya, Kamis pagi sekitar pukul 09:00 WIB, debit air dari Bendung Klambu mencapai 590 meter kubik per detik. "Sehari sebelumnya, debit air sekitar 459 meter kubik per detik," ujarnya.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir, katanya, tugas pemantauan ditingkatkan menjadi per jam, dibanding sebelumnya harus memberikan laporan setiap pagi dan sore hari.

Ia mengatakan, jumlah personel yang bertugas memantau debit air di Bendung Wilalung mencapai sembilan orang yang terbagi menjadi tiga sif jaga. h

Sumber : antarajateng.com

Post a Comment for "Kudus Siaga Tiga Bencana Banjir"