Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bahaya Penyebaran Paham Radikalisme Dan Terorisme Di Internet Selama Pandemi Covid-19, Ini Yang Langkah Kongkret Dr. Moch. Fauzie said, M.Si

Trisaktinews.com - Pandemi Covid-19 masih terjadi sampai pada tahun 2022, merubah perilaku masyarakat dalam melakukan kegiatan yang sekarang ini lebih banyak dilakukan dalam bentuk online (daring).

Hal ini pula yang menjadi perhatian Dr. Moch. Fauzie said, M.Si dalam kegiatan pengabdian kepada Masyarakat kali ini yang dilakukan di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Ribath Al-Maliki Tambakberas Jombang, bagaimana menangkal bahaya paham radikalisme dan teririsme melalui media social (internet) yang sekarang ini menjadi semakin rawan di tengah perkembangan revolusi industry 4.0 dan masyarakat 5.0. ditambah lagi data dari BNPT pada tahun 2021 bahwa 85% generasi millennial rentan terpapar paham radikal. 

Kegiatan yang dilakukan pada 24 Juli 2022 ini dibuka langsung oleh pimpinan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Ribath Al-Maliki 1 KH. Fadlulloh Malik, M.HI. atau akrab dipanggil dengan Gus Fad. Dalam pembukaannya, Gus Fad menyampaikan bahwa sudah saatnya pondok pesantren melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah sebagai pembekalan anak santrinya, terutama mengingat bahwa banyak sekali alumni dari Pondok Pesantren Bahrul Ulum yang sekarang menjadi orang sukses. Hal ini agar nantinya Santri mendapatkan wawasan tentang perkembangan yang begitu cepat seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan dapat memberikan sumbangsih nyata bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
 “Saya berterima kasih sekali kepada Mas Fauzie, karena beliau mengadakan acara sosialisasi seperti seminar ini di pondok Ribath Ribath Al-Maliki 1, sekaligus menjalin silaturahim dengan Pondok Pesantren Bahrul Ulum sebagai almamater, beliau dulu” kata Gus Fad. 
Pada kesempatan ini, Fauzie sebagai Ketua Pengangabdian kepada Masyarakat menyampaikan bahwa Santri menjadi sasaran yang empuk bagi penyebar paham radikalisme, miskinnya pemahaman keagamaan yang kurang kuat nantinya yang dapat mempengaruhi seorang santri akan sangat mudah hanyut dalam paham-paham radikalisme yang bermuara pada aksi terorisme. Pada paparan yang diberikan, Fauzie menyampaikan bahwa karena begitu rentannnya seorang santri sehingga pondok pesantren perlu meningkatkan disiplin yang kuat dan memberikan bekal yang mengakar bagi seorang santri, terutama ketika seorang santri mulai mengenal dunia medsos (media sosial-online). Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa seorang santri itu harus mempunyai kesungguhan untuk menuntut ilmu di pondok dan berani untuk menolak ketika diajak untuk bergabung pada komunitas atau organisasi yang tidak jelas dan menuju kepada aliran radikal. Fauzie mengatakan dalam menuntut ilmu, seorang santri haru memperhatikan beberapa prinsip dasar agar mampu terbebas dari paham radikalisme yang disitir dari pendapat Rois’am PBNU (1979-1984) KH. Ali Maksum yaitu: (1) Paham betul dan yakin terhadap NU serta ajarannya; (2). Percaya secara sungguh-sungguh ajaran NU untuk diikutinya; (3). Segala perbuatan dan aktivitasnya berbasis pada nilai-nilai yg diajarkan oleh para ulama NU; (4). Berjuang di jalan NU; (5). Sabar dan tetep konsisten berjuang di jalan NU walaupun disaat situasi dan kondisi yang serba sulit, tidak menguntungkan baik secara politik, ekonomi dan sosial. 

Diikuti oleh santri yang juga sebagai siswa MAN 3 Jombang, Madrasah Mu’alimin dan juga Madrasah Aliyah Unggulan K.H. Abd. Wahab Hasbulloh (MAUWH) Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, kegiatan ini berlangsung sangat menarik. Dengan diselingi pertanyaan dari beberapa peserta antara yang menanyakan, bagaimana jika ada anggota keluarga yang terpapar paham radikalisme, bagaimana sikap keluarga yang lain. Penjelasan yang diberikan oleh Fauzie terkait hal ini adalah mengingatkan untuk tidak ikut-ikutan paham radikalisme yang nantinya sangat merugikan dirinya, selanjutnya jika yang bersangkutan masih tidak dapat diingatkan, maka tidak ada salahnya untuk melaporakan anggota keluarga tersebut dengan tujuan agar anggota keluaraga yang terpapar tersebut dapat diberikan pengarahan langsung oleh yang berwajib dan juga menghindari hal-hal yang nantinya mengarah pada tindakan terorisme yang sangan merugikan. 
Santri Pondk Pesantren Bahrul Ulum Ribath Al-Maliki yang terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berasal dari berbagai daerah yang tersebar di wilayah seluruh Indonesia, Jawa, Sumatera, bahkan dan juga dari Papua. Kegiatan ini berlangsung lancar hasil Kerjasama dari Fakultas Ilmu Sosia dan Ilmu Politik, Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Jawa Timur dan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Ribath Al-Maliki Tambakberas Jombang. 

Pada penutupannya, Fauzie mengatakan bahwa seorang santri haruslah memegang pakem sesuai dengan huruf yang dikandung dalam tulisan santri yang dalam bahasa Arab, terdiri dari 5 huruf, yakni sin, nun, ta’, ro’, dan ya’. Huruf pertama “sin” yaitu salik ilal akhirot, artinya seorang santri itu berjalan menuju akhirat, yang kedua “nun” santri itu na’ibun anil ulama atau penerus ulama, huruf yang ketiga “ta’”santri itu yaitu taarikul ma’ashi (meninggalkan maksiat), huruf selanjutnya “ro’”, yaitu roghibun fil khoirot, yaitu senang terhadap hal-hal yang positif, kebaikan, dan terakhir adalah huruf “ya’”, yarjus assalama  fidunya wal akhiro , berharap selamat di dunia dan akhirat.. 

“Saya berharap ada kegiatan-kegiatan lain yang nantinya dapat dilakukan di Pondok Pesantren Bahrul Ulum untuk membuka wawasan para santri tentang keilmuan dalam bidang yang lebih luas”, ungkap Gus Fad sembari bersalaman dengan Fauzie sebagai ketua pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat. 

Akhirnya kegiatan ini ditutup dengan foto bersama santri dengan, Gus Fad sebagai pembina Pondok Pesantren Bahrul Ulum Ribath Al-Maliki 1 yang didampingi oleh Ibu Nyai dan Dr. Fauzie Said, M.Si sebagai ketua pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat. 

Post a Comment for "Bahaya Penyebaran Paham Radikalisme Dan Terorisme Di Internet Selama Pandemi Covid-19, Ini Yang Langkah Kongkret Dr. Moch. Fauzie said, M.Si"